Analisis Laporan Keuangan
Pembahasan mengenai analisis laporan keuangan tidak lengkap rasanya tidak membahas terlebih dahulu mengenai apa itu laporan keuangan, bukan? Bak sayur tanpa garam hehe.. Kalau begitu mari kita lihat artikel saya ini tentang apa yang coba saya paparkan mengenai laporan keuangan, maaf bila ada yang salah atau tak sesuai dengan pemikiran Anda.
Yang pertama kita mulai dari:
Yang pertama kita mulai dari:
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan
keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses
akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan
terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan
keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama
pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”.
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu
penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut
PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka mencapai
tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas
yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”.
Informasi
tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan
khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
3. Pengguna Laporan Keuangan
Menurut
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar
Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa
pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial,
karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan
laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Beberapa kebutuhan ini meliputi :
·
Investor
Penanam
modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat
serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual
investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
·
Karyawan
Karyawan
dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan
balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,
·
Pemberi
Pinjaman
Pemberi
pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
·
Pemasok
dan kreditor usaha lainnya
Pemasok
dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh
tempo.
·
Pelanggan
Para
pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup
perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau
tergantung pada perusahaan
·
Pemerintah
Pemerintah
dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan
alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.
Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan
nasional dan statistik lainnya.
·
Masyarakat
Laporan
keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan
(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
4. Pengertian Analisa Laporan
Keuangan
Analisa
laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari
suatu konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep
akutansi keuangan maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan
sehingga dapat menjaga kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang
diberikan melalui laporan keuangan sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih
akurat.
Menurut
Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah “Analisa laporan
keuangan adalah analisa mengenai dua daftar yang disusunoleh akuntan pada akhir
periode untuk suatu perusahaan”.
Menurut
Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangankeuangan adalah:
“Analisa laporan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagaibagiannya
dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagianuntuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”.
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan (financial
statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap
laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta
lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan”
perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu.
5. Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Laporan
keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk
mengambil keputusan yang bersifat ekonomi. Analisa laporan keuangan mencakup
pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisa pada laporan keuangan dan data
keuangan dalam rangka untukmemperoleh ukuran-ukuran dan hubungan yang berarti
dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan
dilakukan untuk mencapai tujuan:
1. Untuk mengetahui perubahan posisi
keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik aktiva, kewajiban, dan harta
maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa p
2. Untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah
perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan yang berkaitan dengan posisi
keuangan saat ini.
4. Untuk melakukan penilaian atau
evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu penyegaran atau tidak karena
sudah dianggap berhasil atau tidak.
6. Teknik Analisa Laporan
Keuangan.
1. Metode Komparatif.
Metode
ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan danmembandingkan
dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misalnyaperbandingan dalam
beberapa tahun contohnya, laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan
laporan keuangan tahun 2002, atau perbandingan dengan budget (anggaran
perusahaan).
2. Metode Analisis.
Analisis ini harus menggunakan teknik
perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya.
Trend analysis ini biasanya dibuat melaluigrafik.Dan untuk
itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan
linear programming , rumuschi square, rumus y = a + bx.
3. Common Size Financial
Statement (Laporan bentuk awam).
Metode
ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk
presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang
dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
4. Metode Index Time Series.
Metode
ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan
angka-angkalaporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks
100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut :
Indeks 2001 = Angka
Laporan Keuangan 2001 X 100%
Angka
Dasar
7.
Rasio
Laporan Keuangan
Rasio
laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain
yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya
menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Adapun
rasio keuangan yang popular adalah :
1.
Rasio Likuiditas
Rasio
likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek. Adapun yang termasuk dalam
rasiolikuiditas adalah :
1. Rasio Lancar adalah
kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi denganaktiva
lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva lancar dapat
menutupi semua hutang lancar.
2. Rasio Cepat (Quick
ratio), Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio
ini disebut juga dengan acid test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau
1 : 1.
3. Rasio Kas atas Aktiva Lancar,
Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
4. Rasio Kas atas Hutang Lancar,
Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat menutupi hutang lancar.
5. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva,
Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total aktiva.
6. Aktiva Lancar dan Total Hutang,
Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total kewajiban perusahaan.
2.
Rasio Solvabilitas
Rasio
solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio
solvabilitas antara lain :
1.
Rasio Hutang atas Modal.
Rasio
ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang
kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
2.
Debt Service Ratio.
Rasio
ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta
biaya nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio
ini semakin besar perusahaan dapat menutupi semua hutang-hutangnya.
3.
Rasio Hutang atas Aktiva.
Rasio
ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar
rasionya maka lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih
kecil.
3.
Rasio Profitabilitas.
Rasio
ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio profitabilitas
antaralain :
1. Profit Margin.
Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh
dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
2. Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan
berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
3. Return On Investment. Rasio ini
menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modalpemilik.
Semakin besar maka akan semakin baik.
4. Operating Ratio. Menunjukan biaya
operasi per rupiah penjualan, semakin besar rasio ini berarti semakin buruk.
4.
Rasio Aktivitas.
Rasio
ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan
operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio
ini menunjukan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal,
kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri,
maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Yang termasuk
dalam rasio ini adalah :
1.
Receivable Turn Over
Rasio
ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baikkarena
penagihan piutang dilakukan dengan cepat.
2.
Inventory Turn Over.
Rasio
ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksinormal.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan
berjalan cepat.
3.
Fixed Asset Turn Over.
Rasio
ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika diukur dari nilai
penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya kemamapuan aktiva
tetap menciptakan penjualan tinggi.
4.
Total Asset Turn Over.
Rasio
ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan
dengandengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan
penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
5.
Periode Penagihan Piutang.
Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang.
Semakin pendek periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang
digambarkan receivable turn over.
8. Dasar Pembanding atau Unsur
Pembanding.
Dalam
analisa perbandingan laporan keuangan, diperlukan adanya dasar pembanding,
dasar pembanding dapat diambil berdasarkan kebutuhan penganalisa.
Adapun
dasar pembanding yang biasanya dipakai adalah:
1.
Periode atau tahun awal.
Misalnya
tahun 2a002, 2003, 2004 dan 2005, karena tahun 2002 koperasi dianggap mulai
menjalankan operasi usaha dengan lancar dan stabil makatahun 2002 digunakan
sebagai tahun dasar (starting point) untuk dasar analisa tahun-tahun
selanjutnya.
2.
Periode atau tahun sebelumnya.
Dengan
membandingkan tahun sebelumnya, penganalisa ingin melihat perkembangan
dua tahun terakhir. Misalnya tahun 2002, 2003, 2004, dan
2005 maka analisa perbandingan akan membandingkan antara tahun 2002 dengan 2003
atau 2003 dengan 2004 dan 2004 dengan 2005.
3.
Tahun yang dianggap normal.
Dari
tahun-tahun yang telah berjalan, akan diambil tahun yang dianggap koperasi
berjalan dengan sangat stabil, dan paling berprestasi sehingga tahun-tahun yang
lain akan diukur atau dibandingkan dengan tahun tersebut.
9. Analisa Laporan Keuangan
Pada
penulisan ini akan dijelaskan tentang cara analisis laporan keuangan
menggunakan rasio likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas guna
mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Berikut
adalah data dari Koperasi PT. Hanjaya Mandala Sampoerna berupa Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
dan Laporan Laba Rugi 31 Desember 2012 dan 2013.
1. Laporan Posisi Keuangan Koperasi PT. Hanjaya Mandala Sampoerna:
Neraca
1. Current Ratio(CR)
Current Ratio merupakan rasio likuiditas. Current Ratio yaitu kemampuan untuk membayar
hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini paling sering
digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek total, karena
mununjukkan seberapa besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi
oleh aktiva yang diharapkan dapat menjadi kas dalam periode yang hampir sama
dengan masa jatuh tempo tuntutan tersebut (Murti, 2011).
Aktiva
lancar yang dimaksud terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang, dan
persediaan sedangkan kewajiban lancar terdiri dari utang dagang, wesel bayar
jangka pendek ; utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun, pajak penghasilan yang terutang, dan beban-beban lain yang terutang
(terutama gaji dan upah).
Semakin tinggi current
ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek (Sartono, 2001). CR merupakan
perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. CR dapat dihitung
dengan formula sebagai berikut : (Prastowo, 2011)
CR
= Aktiva Lancar
Utang
Lancar
Current ratio yang rendah biasanya dianggap
menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas dan sebaliknya jika perusahaan
yang current ratio-nya terlalu tinggi juga kurang bagus,
karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur pada akhirnya dapat
mengurangi kemampuan laba perusahaan (Murti, 2011). Current ratio yang tinggi bisa disebabkan oleh
kondisi perdagangan yang kurang baik atau manajemen yang yang bobrok. Dalam
masa resesi pihak manajemen mungkin enggan mengganti barangnya. Dengan
demikian, persediaan barang dan utang dagang ditekan sampai tingkat yang paling
rendah, atau saldo piutang yang terlalu besar karena adanya kebijakan kredit
dan penagihan yang kurang efektif.
Pada
Koperasi PT. Hanjaya Mandala diketahui sebagai berikut :
Tahun
2012
:
Tahun 2013:
CR
= 21.128.313.000.000
CR = 21.247.830 000.000
11.897.977.000.000
12.123.790.000.000
=
1,78 : 1 atau
178%
= 1,75 : 1 atau 175%
Berarti
Kemampuan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.
Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,78 pada tahun 2012
dan Rp 1,75 pada tahun 2013.
2. Definisi Return on Assets (ROA)
Return on assets merupakan rasio
profitabilitas. Return on assets juga sering
disebut sebagai Return on Investment (ROI). Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat
kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan
seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya dan dapat dibandingkan dengan tingkat
bunga bank yang berlaku (Prastowo, 2011).
Return on Assets (ROA) atau sering disebut Return on Investment (ROI). ROI merupakan
salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan
(Sunardi, 2010). Dengan demikian, rasio ini membandingkan keuntungan yang
diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net operating income)
dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets)
yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
ROA
dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
ROA=
Keuntungan Neto sesudah pajak
Jumlah
Aktiva
ROA
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak
dan total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi
rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan
aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak (Stella, 2009). Hal ini
akan menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut.
Pada
Koperasi PT. Hanjaya Mandala Sampoerna diketahui sebagai berikut :
Tahun
2013:
Tahun 2012:
ROA
= 10.807.957.000.000
ROA = 9.805.421.000.000
27.404.594.000.000
26.247.527.000.000
=
0,39 atau
39%
= 0,37 atau 37%
Artinya, perusahaan berada pada zona aman.
Karena, menurut surat ketetapan BINo.23/67/KEP/DIR nilai
batas minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada dibawah 1% maka perusahaan
berada di zona tidak aman.
3. Definisi Debt to Equity Ratio
(DER)
Debt to Equiy Ratio merupakan rasio solvabilitas
atau financial leverage ratio yang menggambarkan
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya
(Prastowo, 2011). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang
dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi dan
rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk
membiayai aktiva.
DER
merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan
total ekuitasnya. DER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
DER
= Total Utang
Total
Modal Sendiri
DER
yang terlalu tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan
terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat (Stella,2009).
DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan
depresiasi harga saham, DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap
kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban
bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan
(Hernendiastoro, 2005).
Pada
Koperasi PT. Hanjaya Mandala diketahui sebagai berikut :
Pada
Tahun
2012:
Pada Tahun 2013
DER
=
12.939.107.000.000
DER = 13.249.559.000.000
13.308.420.000.000
14.155.035.000.000
=
0,97 : 1 atau
97%
= 0,94 : 1 atau 94%
Artinya,
Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan utang. Pada tahun 2012 Rp 97,00 dari setiap rupiah modal sendiri
menjadi jaminan utang dan pada tahun 2013 Rp 94,00 dari setiap rupiah modal
sendiri menjadi jaminan utang.
Pada buku The Investing Policy (TIP),
dikatakan bahwa batas kewajaran utang suatu perusahaan adalah maksimal
tiga kali dari modalnya, atau DER-nya 300% dan dengan catatan utang-utang
tersebut bukan merupakan utang ‘berbahaya’.
Sekian artikel ini dibuat, terima kasih atas kunjungannya keblog saya ini. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan:)
Daftar Pustaka:
https://www.academia.edu/7391541/Analisa_Laporan_Keuangan
https://www.academia.edu/8893243/Analisa_Laporan_Keuangan_Bab_2_by_Prasojo_MSi
Sekian artikel ini dibuat, terima kasih atas kunjungannya keblog saya ini. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan:)
Daftar Pustaka:
https://www.academia.edu/7391541/Analisa_Laporan_Keuangan
https://www.academia.edu/8893243/Analisa_Laporan_Keuangan_Bab_2_by_Prasojo_MSi
Komentar
Posting Komentar